ASUS adalah salah satu merek laptop ternama yang dikenal karena desainnya yang stylish, performa tinggi, dan fitur inovatif. Namun, seperti produk elektronik lainnya, laptop ASUS juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail kelemahan laptop ASUS berdasarkan pengalaman pengguna, ulasan ahli, dan perbandingan dengan merek lain.
1. Masalah pada Kualitas Bodi dan Build Quality
Meskipun ASUS memiliki beberapa seri laptop premium seperti ZenBook dan ROG (Republic of Gamers), beberapa model entry-level dan mid-range sering dikeluhkan karena kualitas bodi yang kurang kokoh. Beberapa kelemahan yang sering ditemukan antara lain:
- Material Plastik yang Mudah Retak – Beberapa laptop ASUS seperti seri Vivobook menggunakan bahan plastik yang tipis dan rentan terhadap tekanan fisik.
- Engsel yang Lemah – Pengguna melaporkan masalah engsel yang longgar atau bahkan patah setelah pemakaian beberapa tahun, terutama pada model yang sering dibuka-tutup.
- Layar yang Fleksibel – Layar pada beberapa model ASUS memiliki ketebalan yang minim sehingga mudah bergoyang atau bahkan retak jika tidak hati-hati.
2. Overheating dan Sistem Pendingin yang Kurang Optimal
Banyak pengguna mengeluhkan masalah overheating pada laptop ASUS, terutama pada seri gaming seperti TUF dan ROG. Beberapa faktor penyebabnya adalah:
- Desain Pendingin yang Tidak Efisien – Beberapa model hanya mengandalkan kipas tunggal atau heatsink kecil sehingga tidak mampu mendinginkan komponen dengan optimal.
- Thermal Throttling – Ketika suhu prosesor terlalu tinggi, laptop akan mengurangi performa untuk mencegah kerusakan, sehingga mengurangi kecepatan saat digunakan untuk tugas berat.
- Debu Mudah Menumpuk – Beberapa desain ventilasi ASUS memudahkan debu masuk dan menyumbat saluran udara, memperparah masalah panas.
3. Baterai dengan Daya Tahan Kurang Memuaskan
Kinerja baterai menjadi salah satu kelemahan utama laptop ASUS, terutama pada model gaming dan ultrabook. Beberapa masalah yang sering muncul:
- Kapasitas Baterai Kecil – Beberapa seri seperti ASUS TUF Gaming hanya memiliki baterai 48Wh, yang cepat habis saat digunakan untuk gaming atau multitasking.
- Pengisian Daya Lambat – Teknologi fast charging pada beberapa model masih kalah dibandingkan merek seperti Dell atau Lenovo.
- Degradasi Baterai Cepat – Beberapa pengguna melaporkan penurunan kapasitas baterai signifikan setelah 1-2 tahun pemakaian.
4. Dukungan Driver dan Software yang Terkadang Bermasalah
ASUS dikenal dengan software utilitas seperti Armoury Crate dan MyASUS, namun beberapa pengguna mengalami kendala seperti:
- Bug pada BIOS Update – Beberapa pembaruan BIOS justru menyebabkan masalah seperti boot loop atau performa tidak stabil.
- Driver yang Tidak Kompatibel – Terutama pada laptop gaming, driver GPU atau audio terkadang crash atau tidak terdeteksi dengan baik.
- Bloatware yang Mengganggu – Beberapa laptop ASUS datang dengan banyak aplikasi bawaan yang memakan RAM dan memperlambat sistem.
5. Layar dengan Kualitas yang Beragam
Meskipun ASUS memiliki laptop dengan layar OLED berkualitas tinggi seperti ZenBook Pro Duo, beberapa model lain memiliki masalah seperti:
- Warna yang Kurang Akurat – Layar pada seri entry-level seperti Vivobook memiliki color gamut yang terbatas, kurang cocok untuk desain grafis.
- Backlight Bleeding – Masalah cahaya bocor di tepi layar sering ditemukan pada panel IPS low-end.
- Refresh Rate Terbatas – Banyak laptop ASUS non-gaming masih menggunakan refresh rate 60Hz, kalah dibandingkan kompetitor yang sudah mengadopsi 120Hz atau lebih.
6. Harga yang Terkadang Tidak Sebanding dengan Fitur
ASUS memiliki beberapa laptop dengan harga premium, namun beberapa model dinilai kurang worth it karena:
- Spesifikasi yang Kalah dengan Kompetitor – Misalnya, ASUS ZenBook dengan harga tinggi mungkin hanya menawarkan prosesor mid-range, sementara Dell XPS atau HP Spectre memberikan performa lebih baik di harga yang sama.
- Biaya Perbaikan yang Mahal – Komponen seperti motherboard atau layar ASUS seringkali lebih mahal untuk diperbaiki dibandingkan merek lain.
- Harga Tidak Stabil – Beberapa laptop ASUS mengalami penurunan harga drastis setelah beberapa bulan, membuat pembeli awal merasa rugi.
7. Dukungan Pelanggan dan Garansi yang Kurang Responsif
Banyak pengguna mengeluhkan layanan purna jual ASUS, termasuk:
- Proses Klaim Garansi yang Lama – Beberapa pengguna harus menunggu berminggu-minggu untuk perbaikan.
- Kurangnya Service Center di Daerah Tertentu – Khususnya di kota kecil, sulit menemukan tempat servis resmi ASUS.
- Respons CS yang Lambat – Beberapa laporan menunjukkan bahwa tim dukungan ASUS kurang tanggap dalam menangani keluhan.
Penutup
Meskipun ASUS tetap menjadi salah satu merek laptop terbaik di pasaran, penting untuk mempertimbangkan kelemahan-kelemahan di atas sebelum memutuskan membeli. Pastikan untuk memilih model yang sesuai kebutuhan dan memeriksa ulasan pengguna sebelum melakukan pembelian.