Kelemahan Laptop Acer yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli

Lady Rizal

Laptop Acer merupakan salah satu merek populer di pasar teknologi dengan berbagai seri yang menawarkan harga terjangkau dan spesifikasi beragam. Namun, seperti produk elektronik lainnya, laptop Acer juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli. Artikel ini akan membahas secara detail kekurangan laptop Acer berdasarkan pengalaman pengguna, ulasan ahli, dan perbandingan dengan merek lain.

1. Kualitas Bahan yang Kurang Premium

Salah satu kelemahan utama laptop Acer adalah penggunaan bahan plastik pada sebagian besar modelnya, terutama di segmen entry-level dan mid-range. Meskipun plastik membuat laptop lebih ringan, bahan ini cenderung kurang kokoh dan rentan terhadap goresan atau retak jika terbentur. Beberapa pengguna melaporkan bahwa engsel layar (hinge) pada beberapa model Acer, seperti Acer Aspire 5, memiliki ketahanan yang rendah dan mudah rusak setelah pemakaian beberapa tahun.

Selain itu, beberapa varian Acer juga memiliki bodi yang terasa "creaky" (berbunyi) saat ditekan atau dibawa, menunjukkan kurangnya ketahanan struktural dibandingkan laptop dengan bodi logam seperti Dell XPS atau MacBook.

2. Layar dengan Kualitas Warna dan Kecerahan yang Rendah

Banyak laptop Acer, terutama di segmen harga rendah hingga menengah, menggunakan panel layar TN (Twisted Nematic) atau IPS dengan kualitas standar. Masalah yang sering muncul meliputi:

  • Kecerahan rendah (sekitar 200-250 nits), sehingga sulit digunakan di ruangan terang.
  • Warna yang kurang akurat, terutama untuk kebutuhan desain grafis atau editing video.
  • Viewing angle yang sempit pada panel TN, menyebabkan perubahan warna saat dilihat dari sudut berbeda.

Beberapa seri gaming seperti Acer Nitro 5 memang sudah menggunakan layar IPS dengan refresh rate tinggi, tetapi tetap memiliki masalah dalam hal akurasi warna dibandingkan pesaing seperti ASUS TUF atau Lenovo Legion.

3. Baterai dengan Daya Tahan Kurang Optimal

Laptop Acer sering dikritik karena kapasitas baterai yang kecil dan efisiensi daya yang kurang baik. Sebagai contoh:

  • Acer Swift 3 dengan prosesor Intel Core i5 hanya bertahan sekitar 5-6 jam untuk penggunaan normal, lebih rendah dibandingkan pesaing seperti HP Envy atau Lenovo Yoga.
  • Acer Nitro 5 sebagai laptop gaming hanya mampu bertahan 2-3 jam saat digunakan untuk gaming, jauh di bawah standar laptop gaming lain yang bisa mencapai 4-5 jam.

Masalah ini diperparah oleh pengaturan power management yang kurang optimal dan konsumsi daya tinggi pada beberapa model.

4. Sistem Pendingin yang Berisik dan Kurang Efisien

Laptop Acer, terutama seri gaming dan performa tinggi, sering kali memiliki sistem pendingin yang bising. Kipas cenderung berputar dengan kecepatan tinggi bahkan saat menjalankan tugas ringan, menghasilkan suara yang mengganggu. Beberapa masalah yang sering dikeluhkan pengguna:

  • Overheating pada model seperti Acer Predator Helios 300, di mana suhu CPU bisa mencapai 90°C saat gaming.
  • Thermal throttling, di mana kinerja prosesor menurun karena suhu terlalu tinggi.
  • Debu mudah menumpuk pada ventilasi pendingin, mengharuskan pembersihan rutin.

5. Bloatware dan Software yang Kurang Optimal

Banyak laptop Acer datang dengan sejumlah bloatware (aplikasi bawaan yang tidak diperlukan) yang memperlambat performa sistem. Beberapa contoh bloatware yang sering ditemukan:

  • Acer Care Center, Quick Access, dan Acer Product Registration yang memakan RAM.
  • Trial software seperti McAfee Antivirus dan Microsoft Office versi trial.

Selain itu, beberapa pengguna melaporkan bahwa driver Acer terkadang kurang stabil, menyebabkan masalah seperti:

  • Touchpad yang tiba-tiba tidak responsif.
  • Audio yang terputus-putus setelah update Windows.

6. Dukungan Purna Jual dan Garansi yang Terbatas

Meskipun Acer memiliki jaringan servis yang luas, beberapa pengguna mengeluhkan layanan purna jual yang lambat dan kurang memuaskan. Beberapa masalah yang sering muncul:

  • Proses klaim garansi yang rumit, terutama untuk kerusakan yang dianggap "akibat penggunaan tidak wajar".
  • Ketersediaan spare part yang terbatas, terutama untuk model lama.
  • Respons customer service yang lambat di beberapa negara.

Selain itu, masa garansi standar Acer biasanya hanya 1 tahun, lebih pendek dibandingkan merek seperti Dell atau Lenovo yang menawarkan garansi hingga 3 tahun dengan opsi extended warranty.

7. Keyboard dan Touchpad yang Kurang Nyaman

Beberapa model Acer, terutama seri budget, memiliki keyboard dengan key travel (jarak tekan tombol) yang pendek dan kurang responsif. Masalah yang sering ditemui:

  • Tombol yang terasa "spongy" (tidak mantap saat ditekan).
  • Backlight keyboard tidak merata pada beberapa model.
  • Touchpad yang kurang presisi, terutama saat digunakan untuk gesture multitouch.

Seri seperti Acer Aspire 3 dan Acer Extensa 15 sering mendapat kritik karena kualitas input device yang di bawah standar pesaing di harga serupa.

8. Upgradeability yang Terbatas

Sebagian besar laptop Acer, terutama yang berukuran tipis seperti Acer Swift, memiliki komponen yang disolder ke motherboard (seperti RAM), sehingga tidak bisa diupgrade. Beberapa masalah upgradeability meliputi:

  • Slot RAM yang hanya tersedia 1 channel pada model entry-level.
  • SSD yang masih menggunakan SATA bukan NVMe pada seri budget.
  • Keterbatasan akses ke komponen internal karena desain yang sulit dibongkar.

Hal ini membuat laptop Acer kurang fleksibel untuk peningkatan performa di kemudian hari.

Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan ini, calon pembeli bisa mempertimbangkan apakah laptop Acer masih sesuai dengan kebutuhan mereka atau mencari alternatif lain yang lebih baik di segmen harga yang sama.

Also Read

Bagikan: