Kelebihan dan Kekurangan Root HP: Panduan Lengkap untuk Pengguna Android

Rocitha Melfriza

Rooting adalah proses yang memungkinkan pengguna Android mendapatkan akses penuh (superuser) ke sistem operasi perangkat mereka. Meskipun membuka banyak fitur baru, rooting juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan. Artikel ini akan membahas secara mendalam kelebihan dan kekurangan root HP, termasuk dampaknya pada performa, keamanan, dan garansi perangkat.

1. Apa Itu Rooting HP?

Rooting adalah proses menghilangkan batasan yang diterapkan oleh produsen dan operator seluler pada perangkat Android. Dengan melakukan root, pengguna mendapatkan akses administratif (root access) yang memungkinkan modifikasi sistem, penghapusan bloatware, dan instalasi aplikasi yang membutuhkan hak akses tinggi.

Proses rooting bervariasi tergantung merek dan model HP. Beberapa perangkat mudah di-root, sementara yang lain memiliki proteksi ketat seperti bootloader yang terkunci. Tools seperti Magisk, SuperSU, dan KingoRoot sering digunakan untuk proses ini.

2. Kelebihan Rooting HP

2.1. Kontrol Penuh atas Sistem

Dengan root, pengguna dapat:

  • Menghapus aplikasi bawaan (bloatware) yang tidak diperlukan.
  • Memodifikasi pengaturan sistem seperti UI, kernel, atau bahkan mengganti ROM.
  • Menggunakan aplikasi yang membutuhkan akses root seperti Titanium Backup atau Greenify.

2.2. Peningkatan Performa dan Baterai

  • Overclocking/Underclocking: Mempercepat atau memperlambat CPU untuk mengoptimalkan performa atau menghemat baterai.
  • Penghematan Baterai: Aplikasi seperti Amplify atau Servicely dapat membatasi proses latar belakang yang boros baterai.

2.3. Instalasi Custom ROM dan Kernel

  • Pengguna dapat menginstal ROM seperti LineageOS, Pixel Experience, atau MIUI Custom untuk mendapatkan fitur tambahan dan pembaruan yang lebih cepat.
  • Kernel custom seperti Franco Kernel atau ElementalX dapat meningkatkan stabilitas dan efisiensi daya.

2.4. Backup Lengkap dengan Akses Root

Aplikasi seperti Titanium Backup memungkinkan backup penuh termasuk data sistem, sehingga memudahkan migrasi atau pemulihan data.

2.5. Blokir Iklan System-wide

Dengan root, pengguna dapat memblokir iklan di seluruh sistem menggunakan AdAway atau modul Magisk, tanpa bergantung pada VPN-based ad blockers.

3. Kekurangan Rooting HP

3.1. Kehilangan Garansi Resmi

Sebagian besar produsen (seperti Samsung, Xiaomi, atau Oppo) membatalkan garansi jika perangkat di-root. Beberapa pengguna mencoba menyembunyikan root dengan Magisk Hide, tetapi tidak selalu berhasil.

3.2. Risiko Keamanan Meningkat

  • Malware dan Exploit: Akses root memudahkan malware mengambil alih sistem.
  • Kerusakan Sistem: Kesalahan dalam modifikasi dapat menyebabkan bootloop atau kerusakan permanen.

3.3. Tidak Bisa Menggunakan Aplikasi Tertentu

Beberapa aplikasi perbankan (e.g., Mobile Banking) dan streaming (e.g., Netflix) tidak berfungsi di perangkat rooted karena kebijakan keamanan (SafetyNet). Solusi seperti Magisk Hide mungkin membantu, tetapi tidak selalu efektif.

3.4. Pembaruan OTA Terhambat

Perangkat yang di-root seringkali tidak dapat menerima pembaruan OTA (Over-The-Air) dari produsen. Pengguna harus mengunduh firmware manual dan menginstalnya via custom recovery.

3.5. Potensi Bricking

Jika proses rooting gagal atau tidak dilakukan dengan benar, perangkat bisa menjadi "brick" (tidak bisa menyala sama sekali). Beberapa kasus memerlukan flashing ulang firmware via PC.

4. Legalitas Rooting di Berbagai Negara

Di beberapa negara, rooting diperbolehkan selama tidak melanggar hak cipta (DMCA di AS). Namun, di tempat lain, seperti Uni Eropa, rooting legal tetapi bisa membatalkan garansi. Pengguna disarankan memeriksa regulasi lokal sebelum melakukan root.

5. Alternatif Rooting Tanpa Risiko Tinggi

Bagi yang ingin fitur root tanpa risiko tinggi, beberapa opsi tersedia:

  • ADB Commands: Beberapa bloatware bisa di-nonaktifkan via ADB tanpa root.
  • Aplikasi Tanpa Root: Seperti Shelter (untuk mengisolasi aplikasi) atau SayaHider (menyembunyikan root).

6. Langkah-Langkah Rooting yang Aman

Jika tetap ingin melakukan root, ikuti panduan ini:

  1. Backup Data – Gunakan Google Backup atau Titanium Backup.
  2. Buka Bootloader – Aktifkan OEM Unlock di pengembang dan gunakan fastboot.
  3. Instal Custom Recovery – Seperti TWRP untuk flashing Magisk.
  4. Gunakan Tool Terpercaya – Hindari aplikasi root tidak jelas seperti KingRoot.
  5. Selalu Siapkan Firmware Stock – Untuk mengembalikan sistem jika terjadi masalah.

Rooting membuka banyak kemungkinan, tetapi juga membutuhkan tanggung jawab ekstra. Pastikan untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya sebelum memutuskan untuk root HP Anda.

Also Read

Bagikan: