10 Kekurangan Laptop ASUS yang Perlu Diketahui Sebelum Membeli

Defara Zulaeha

ASUS adalah salah satu merek laptop ternama yang populer di pasaran, dikenal karena desainnya yang stylish, performa tangguh, dan fitur inovatif. Namun, seperti produk elektronik lainnya, laptop ASUS juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli. Artikel ini akan membahas secara detail kekurangan-kekurangan tersebut berdasarkan pengalaman pengguna, ulasan ahli, dan perbandingan dengan merek lain.

1. Masalah Kualitas Bodi dan Bahan

Meskipun ASUS memiliki beberapa seri laptop premium seperti ZenBook dan ROG yang menggunakan bahan metal berkualitas, beberapa model entry-level seperti ASUS Vivobook atau ASUS X Series sering kali menggunakan plastik yang kurang kokoh. Beberapa pengguna melaporkan:

  • Layar yang mudah bergoyang pada engsel, terutama setelah pemakaian jangka panjang.
  • Bodi yang mudah tergores karena lapisan finishing yang kurang tahan lama.
  • Engsel yang rapuh, terutama pada model layar sentuh yang sering dibuka-tutup.

Jika dibandingkan dengan laptop Dell atau Lenovo di segmen harga yang sama, beberapa laptop ASUS terasa lebih ringkih.

2. Performa Baterai yang Kurang Memuaskan

Banyak pengguna mengeluhkan daya tahan baterai laptop ASUS yang cepat habis, terutama pada seri gaming seperti TUF atau ROG. Beberapa masalah yang sering muncul:

  • Kapasitas baterai kecil dibandingkan kompetitor (misalnya, ASUS Vivobook 15 vs Lenovo IdeaPad 5).
  • Pengaturan daya yang kurang optimal, menyebabkan boros baterai meski tidak digunakan untuk tugas berat.
  • Waktu charging lama, terutama pada model tanpa fast charging.

Untuk pengguna yang sering bekerja mobile, ini bisa menjadi masalah serius karena harus sering mencari colokan listrik.

3. Sistem Pendingin yang Berisik dan Kurang Efisien

Laptop ASUS, terutama seri gaming dan high-performance, sering dikritik karena kipas yang berisik dan sistem pendingin yang kurang maksimal. Beberapa keluhan umum:

  • Overheating saat digunakan untuk gaming atau rendering video.
  • Kipas terus menyala keras meski hanya menjalankan aplikasi ringan.
  • Desain ventilasi yang kurang baik, menyebabkan debu mudah menumpuk.

Masalah ini sering ditemui pada seri TUF Gaming dan beberapa model ZenBook yang mengutamakan ketipisan daripada sirkulasi udara.

4. Layar dengan Kualitas yang Tidak Konsisten

ASUS memiliki beberapa laptop dengan layar AMOLED dan IPS berkualitas tinggi, tetapi beberapa model budget-nya memiliki masalah kualitas tampilan, seperti:

  • Warna yang kurang akurat (terutama pada panel TN di seri entry-level).
  • Backlight bleeding (cahaya tidak merata di tepi layar).
  • Refresh rate rendah (banyak model hanya 60Hz, bahkan untuk gaming mid-range).

Jika dibandingkan dengan HP Pavilion atau Acer Swift yang menawarkan layar lebih baik di harga serupa, ASUS kadang kalah dalam hal ini.

5. Bloatware dan Software yang Mengganggu

Salah satu keluhan paling umum dari pengguna laptop ASUS adalah banyaknya bloatware (software bawaan yang tidak berguna) yang terinstal sejak awal. Beberapa contoh:

  • McAfee Antivirus trial yang sulit di-uninstall.
  • Aplikasi ASUS proprietary seperti Armoury Crate yang memberatkan sistem.
  • Pembaruan driver yang sering bermasalah, menyebabkan error atau crash.

Hal ini bisa memperlambat performa laptop baru dan memaksa pengguna menghabiskan waktu membersihkan sistem.

6. Harga yang Terkadang Lebih Mahal Dibanding Spesifikasi

ASUS sering memposisikan diri sebagai merek premium, sehingga beberapa modelnya memiliki harga lebih tinggi dibandingkan spesifikasi yang ditawarkan. Contoh:

  • ASUS ZenBook vs Dell XPS: Dell sering menang dalam hal build quality dan layar.
  • ASUS TUF Gaming vs Lenovo Legion: Lenovo biasanya menawarkan cooling system dan GPU lebih baik di harga sama.

Ini membuat beberapa pembeli merasa kurang mendapatkan value for money.

7. Dukungan Teknis dan Garansi yang Kurang Responsif

Berdasarkan berbagai laporan pengguna, layanan purna jual ASUS sering dikeluhkan karena:

  • Proses klaim garansi yang lama.
  • Kurangnya spare part untuk model tertentu.
  • CS yang kurang membantu dalam menangani komplain.

Beberapa pengguna bahkan lebih memilih servis pihak ketiga karena frustasi dengan layanan resmi ASUS.

8. Keyboard dan Touchpad yang Kurang Nyaman

Beberapa seri ASUS, terutama yang tipis seperti ZenBook, memiliki keyboard dengan key travel pendek dan touchpad yang kurang responsif. Masalah yang sering muncul:

  • Tombol keyboard yang terlalu datar, mengurangi kenyamanan mengetik lama.
  • Touchpad yang kurang presisi, terutama saat menggunakan gestur multi-touch.
  • Lack of dedicated macro keys pada seri gaming, berbeda dengan pesaing seperti Razer atau MSI.

9. Port dan Konektivitas yang Terbatas

Untuk ukuran laptop modern, beberapa model ASUS terlalu mengorbankan port demi desain tipis. Contoh:

  • Tidak ada port LAN pada banyak model tipis, memaksa pengguna pakai dongle.
  • Hanya 1 port USB-A di beberapa ZenBook, kurang praktis untuk pengguna yang butuh koneksi banyak perangkat.
  • Tidak ada slot SD card reader di seri tertentu, menyulitkan fotografer.

10. Kompatibilitas dengan Linux yang Kadang Bermasalah

Bagi pengguna Linux, beberapa laptop ASUS memiliki masalah driver, seperti:

  • Wi-Fi atau Bluetooth yang tidak terdeteksi karena chipset tidak didukung.
  • Suspend/resume error pada distribusi tertentu.
  • Fingerprint sensor yang tidak berfungsi.

Ini membuat ASUS kurang ramah untuk pengembang yang mengandalkan OS open-source.

Dengan mengetahui kekurangan-kekurangan ini, calon pembeli bisa mempertimbangkan apakah laptop ASUS masih menjadi pilihan terbaik sesuai kebutuhan mereka. Setiap merek memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi penting untuk menyesuaikan dengan prioritas penggunaan sehari-hari.

Also Read

Bagikan: